Selasa, 29 September 2009

Sayuran dan Buah Bisa Cegah Kepikunan

Sayuran dan Buah Bisa Cegah Kepikunan

PHILADELPHIA – Berbahagialah kalau Anda bertubuh tak terlalu gemuk dan senang makan buah dan sayur serta melatih asah otak. Semua aktivitas tersebut terbukti tak hanya bisa mencegah penyakit jantung namun juga Alzheimer alias kepikunan, demikian temuan terbaru ahli medis Amerika.
Obesitas atau berat berlebih serta kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi pada usia setengah baya tidak saja berpengaruh pada kinerja jantung, melainkan juga otak, begitu imbuh temuan tersebut. ”Ada variasi faktor gaya hidup yang bisa orang lakukan untuk mengurangi risiko yang dikhawatirkan,” ujar Dr. Marilyn Albert, ketua Alzheimer’s Association’s seperti yang dikutip Reuters baru-baru ini. ”Otak kita ini memiliki kapasitas lebih banyak unuk memperbarui diri. Maka kita harus memberitahu orang bahwa mereka bisa memperbaiki kesehatan otak.”
Usaha pencegahan itu lebih baik bila dilakukan sejak dini. Patologi penyakit Alzheimer telah ada sejak 10 tahun, bahkan mungkin lebih lama. Maka setiap manusia sebaiknya memulai gaya hidup yang lebih baik sejak dini.
Pada sebuah studi di Finlandia terhadap 1.500 orang usia lanjut, ditemukan bahwa mereka yang mengalami obesitas ketika usia setengah baya menderita kepikunan lebih cepat dibanding yang tidak menderita obesitas. Mereka yang memiliki kadar kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi pada usia setengah baya juga menderita kepikunan ketika tua enam kali lipat lebih banyak dibanding yang normal.
Seperti diketahui, obesitas, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi selama ini disebabkan oleh gaya hidup yang terlalu mewah. Makan makanan banyak mengandung lemak dan kolesterol merupakan pemicu utamanya.
(mer)

Ratusan Pengidap Baru HIV/AIDS Selama April-Juni 2004

JAKARTA – Jumlah pengidap virus penurunan kekebalan tubuh (HIV dan AIDS) selama tiga bulan terakhir (April-Juni 2004) bertambah 231 orang terbagi atas 113 orang AIDS (penderita sudah dinyatakan sakit) dan 118 pengidap HIV (penderita masih sehat, namun darahnya sudah mengandung virus HIV).
Dengan demikian, jumlah pengidap HIV/AIDS di Indonesia sejak 1987 hingga Juni 2004 tercatat 4.389 orang terbagi atas 1.525 orang AIDS dan 2.864 HIV, kata Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Depkes Umar Fahmi Achmadi, di Jakarta, Rabu (21/3).
Menurut dirjen, rasio pengidap HIV/AIDS laki-laki dan perempuan, 3,9 : 1, sedang kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari Papua, DKI, Jatim, Jabar, Bali, Riau, Sumut, Kalbar, Sulut dan Jateng. ”Prevalensi AIDS secara nasional hingga Juni 2004 yakni 0,76 per 100 ribu penduduk,” katanya.
Sementara itu, cara penularan kasus AIDS dilaporkan tertinggi lewat heteroseksual sebesar 49,9 persen, homoseksual sebesar 9,1 persen dan penularan jarum suntik pengguna narkoba sebesar 27,7 persen.
Proporsi AIDS tertinggi pada kelompok usia 20-29 tahun (44,6 persen), umur 30-39 tahun (29,1 persen) dan kelompok umur 40-49 tahun (11,1 persen), sedang proporsi AIDS yang telah meninggal sebanyak 34 persen.
Sebelumnya, Menkes Achmad Sujudi mengatakan, Depkes telah mencairkan anggaran Rp10 miliar untuk memberikan subsisdi harga obat penurun virus (ARV) bagi 5.000 pengidap HIV/AIDS di seluruh Indonesia selama 2004.
Pemerintah RI pada 2005 akan meningkatan pemberian subsidi harga obat ARV.(8)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar